Sabtu, 08 Desember 2012

Tata Ruang Laboratorium Kimia

Laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan dan penelitian. Dalam bekerja di laboratorium tentu saja kita mempunyai target atau tujuan, namun hendaknya untuk mencapai target tersebut keselamatan tidak kita abaikan. Hal yang diinginkan dalam laboratorium adalah dinamika laboratorium tinggi namun tidak terjadi kecelakaan (zero accident). Maka untuk mencapai hal tersebut implementasi manajemen laboratorium yang baik adalah kata kuncinya.
Tata ruang laboratorium yang baik perlu syarat agar laboratorium berkualitas dan beroperasi berdasarkan fungsinya secara optimum.
Tata ruang laboratorium yang baik, idealnya mempunyai:
·    Pintu masuk (in) dan pintu keluar (out)
·    Pintu darurat (emergency)
·    Ruang persiapan (preparation-room)
·    Ruang peralatan (requipment-room)
·    Ruang penangas (fome-hood)
·    Gudang/ ruang penyimpanan (storage-room)
·    Ruang staf (staff-room)
·    Ruang teknisi
·    Ruang seminar (seminar-room)
·    Ruang bekerja (activity-room)
·    Ruang istirahat/ ibadah
·    Ruang prasarana kebersihan
·    Ruang peralatan keselamatan kerja
·    Lemari praktikan (locker)
·    Lemari gelas (glass-room)
·    Lemari alat optik (opticals-room)
·    Pintu dan jendela diberi kawat kasa agar serangga dan burung tidak masuk
·    Fan (dehunidifier)
·    Ruang ber AC untuk peralatan tertentu
Berikut ini saya mencoba membuat contoh skema laboratorium:

Rabu, 05 Desember 2012

Berbagi tips jadi moderator dalam persentasi

Sekitar beberapa bulan yang lalu saya dapat tugas jadi moderator dalam seminar. Sempat bingung dengan posisi moderator ini mau berbuat apa. Akhirnya dengan bantuan "om google" dapat sedikit bahan tentang tugas  dan tanggungjawab moderator ini. Dan sekarang ingin membagikan bahan yang saya peroleh buat teman-teman yang juga sedang butuh info tentang moderator.

Moderator adalah seseorang yang bertugas untuk memoderasi dan mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung jawabnya dengan tujuan utamanya adalah agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan topiknya serta berlangsung secara kondusif.
Dalam mengarahkan, moderator menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi, moderator menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar moderator dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik harus bisa jadi seorang pendengar dan pembicara yang baik. Moderator harus mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas, serta mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.

Singkatnya, Tugas dan Tanggungjawab Moderator itu antara lain:
1.    Tugas pertama moderator adalah membuka jalannya presentasi diskusi/ seminar/ lokakarya dan mengendalikan jalannya diskusi di forum.
2.    Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan presentasi.
3.    Memperkenalan penyaji dan tema presentasi.
4.    Mengundang pembicara menyajikan presentasi.
5.    Menentukan waktu persentasi dan mekanisme tanya jawab dengan peserta diskusi.
6.    Merangkum secara umum inti presentasi penyaji yang telah di catat notulis.
7.    Mengundang peserta diskusi untuk bertanya.
8.    Mengucapan terimakasih kepada penyaji dan peserta diskusi.
9.    Menutup sebuah presentas seminar/ diskusi/ lokakarya.
10.    Mengawal dan mengawasi jalannya diskusi di forum yang menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topiknya.
11.    Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta agar suasana tenang namun tidak tegang.
12.    Moderator harus dapat menciptakan ide atau topik baru agar diskusi di forum menjadi lebih hidup dan dinamis.
13.    Memberi peringatan kepada peserta apabila diskusi di forum melenceng dari topik bahasannya atau Out-Of-Topic (OOT).
14.    Melakukan tindakan menyortir, menghapus, memindahkan maupun memecah topik tertentu apabila diperlukan agar supaya diskusi di forum bisa lebih fokus dan kondusif.
15.    Memberikan peringatan kepada peserta yang dianggap menyalahi peraturan dan atau dianggap mengganggu, mengacaukan atau berpotensi menimbulkan hal-hal yang merugikan forum, dengan bahasa yang baik dan sopan.
16.    Memberikan jalan tengah apabila terjadi konflik yang berkepanjangan.
17.    Menjalankan tugas dan tanggung jawab nya sesuai dengan peraturan.

Demikian informasi yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat buat pembaca sekalian..... ^^

Selasa, 04 Desember 2012

Contoh Abstrak Prosiding (Tugas Prof. M.Situmorang))

PENERAPAN MEDIA POWER POINT PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Nova Irawati Simatupang
Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
email: vasimatupang@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan media power point dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pokok bahasan hidrokarbon. Penelitian ini bersifat eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Teladan Medan yang berjumlah 3 kelas. Sampel penelitian diambil secara random sebanyak 2 kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen 1 dan 2. Langkah penelitian meliputi (a) persiapan perangkat pengajaran (bahan ajar dan media yang akan digunakan), (b) evaluasi awal/ pre test yang dilakukan sebelum pengajaran dimulai, (c) pemberian pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif dan media powerpoint, (d) evaluasi akhir/ post test dilakukan setelah pengajaran. Analisis dari data pretest dan posttest siswa menunjukkan nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan media power point dan model pembelajran kooperatif tipe NHT (kelas eksperimen1) adalah 72,08±13,80 dengan persen peningkatan sebesar 56,67%, sedangkan nilai rata-rata siswa yang diajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT (kelas eksperimen2) adalah 65,28±9,41 dengan persen peningkatan 45,56%. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media power point pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang hanya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan thitung (2,739) > ttabel (1,66883)  untuk α = 0,05  dan dk = 68.
Kata Kunci: Media Powerpoint, Kooperatif NHT, Hasil Belajar, Hidrokarbon

Senin, 03 Desember 2012

Analisis Materi Ajar di Perguruan Tinggi

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA PENDIDIKAN TINGGI
DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI ITM
Nova Irawati Simatupang (NIM 8116142016)

ABSTRAK
Mini riset dilakukan di ITM Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan materi ajar kimia  serta masalah yang terkait dalam pembelajarannya. Adapun masalah pembelajaran yang dianalisis adalah masalah bahan ajar atau sumber pembelajaran apakah sudah sesuai dengan silabus yang diterapkan, fasilitas yang dimiliki sekolah serta masalah atau kendala pembelajaran yang dialami baik oleh siswa maupun guru. Instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah dari data dokumen yang terkait dan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada pihak yang tekait di jurusan teknik elektro ITM, dalam hal ini diwakili oleh ketua jurusan bapak Ir.Suwarno, MT. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskritif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mata kuliah kimia terdapat pada kurikulum di jurusan ini sebagai mata kuliah tersendiri. Masalah pembelajaran (meliputi faktor mahasiswa, dosen, fasilitas) yang ditemukan adalah tidak ada buku pegangan yang dijadikan pedoman bagi mahasiswa dan pemanfaatan laboratorium kimia yang belum maksimal.

PENDAHULUAN
Ilmu kimia mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan ilmu dasar untuk tumbuh kembangnya teknologi. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak merupakan salah satu penyebab gagalnya siswa/mahasiswa dalam belajar kimia (Retno, 2011). Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 045/u/2002 mengatur kurikulum perguruan tinggi yang berdasarkan pada kompetensi. Pilar yang dibangun adalah kompetensi utama yang mencirikan lulusan sebuah program studi, kompetensi yang ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan.
Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia yang mencakup; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Fungsinya adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Sesuai dengan SNP (standar nasional pendidikan) diatas, salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan tenaga pendidik merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran agar pendidik dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut (Subagia, 2003)
Metode pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Selain metode, media juga berperan pada keberhasilan pembelajaran. Penggunaan media belajar diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dan memahami materi ajar (Suyanti, 2008). Dalam penelitian Nova Irawati Simatupang juga ditunjukkan bahwa penerapan media power point pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebanyak 56,67 % (Simatupang, 2010).
Jika sebuah perguruan tinggi memiliki lulusan yang dicari oleh para pengguna seperti perusahan atau institusi maupun membuat lapangan pekerjaan sendiri, maka universitas tersebut akan diakui kredibilitasnya oleh masyarakat. Meskipun tanpa menggunakan promosi yang berlebihan dengan biaya yang besar, masyarakat akan berlomba-lomba masuk ke universitas tersebut.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Institut Teknologi Medan (ITM) Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7 dan 8 Februari 2012. Data yang diperoleh merupakan data dokumen sebagai data sekunder dan hasil wawancara dengan ketua jurusan teknik elektro dan beberapa mahasiswa semester7 sebagai data primer. Semua data kemudian dianalisis untuk menganalisis proses pembelajaran kimia di jurusan teknik elektro Institut Teknologi Medan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Profil Jurusan Teknik Elektro Institut teknologi Medan
Institut Teknologi Medan adalah sebuah perguruan tinggi yang berada di Kota Medan, Sumatra Utara. ITM berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna Medan. Institut Teknologi Medan semula bernama Akademi Teknik Dwiwarna dan kemudian pada tanggal 27 Mei 1963 diubah menjadi Institut Teknologi Sumatera (ITS). Selanjutnya, ITS diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Medan (STTM) pada tanggal 28 Agustus 1976. Akhirnya, STTM diubah menjadi Institut Teknologi Medan (ITM) pada tanggal 4 Mei 1984.

Fakultas Dan Jurusan (Program Studi) Di ITM
  
Fak. Teknik Sipil & Perencanaan (FTSP)             
1. Teknik Sipil
2. Teknik Arsitektur
3. Teknik PWK/Planologi  

Fak. Teknologi Industri (FTI) 
1. Teknik Mesin
2. Teknik Elektro
3. Teknik Industri
4. Teknik Kimia
5. Teknik Informatika  

Fak, Teknologi Mineral (FTM) 
1. Teknik Pertambangan
2. Teknik Geologi   

Jurusan teknik elektro mendidik mahasiswanya untuk jenjang pendidikan strata1 (S1) dengan lama studi yang dapat ditempuh dalam waktu 4 tahun. Jurusan teknik elektro memiliki dilengkapi sarana laboratorium  dan sudah melakukan praktikum di kampus sendiri. Selain  memiliki mata kuliah praktikum, untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di lapangan, maka mahasiswa diwajibkan mengikuti praktek kerja lapangan yang dapat dilaksanakan di perusahaan terkait pada semester7 di bawah bimbingan seorang dosen.
Visi jurusan teknik elektro adalah menjadikan jurusan teknik elektro yang berkompetensi dan mampu bersaing di tingkat nasional.
1.    Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efisien dan efektif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
2.    Menyelenggarakan proses pendidikan teknik elektro yang sesuai dengan pasar kerja
3.    Mengembangkan IPTEK melalui penelitian staf akademik dan mahasiswa
4.    Menjalin kerjasama dengan pihak institut terkait untuk meningkatkan pengabdian kepada masyarakat.

Misi jurusan teknik elektro adalah menghasilkan lulusan teknik elektro yang mempunyai kualitas sebagai berikut:
1.    Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.    Memiliki kemampuan analisis praktis dengan memadu aspek utilitas dan estetika
3.    Memiliki jiwa kreatif, inovatif dan responsif
4.    Mampu bersaing di pasar kerja secara nasional
Setiap mahasiswa program sarjana teknik elektro di ITM harus mengikuti 8 semester dan menyelesaikan sebanyak 150 sks termasuk skripsi. Alumni jurusan teknik elektro ITM diharapkan menjadi lulusan yang berpotensi dan mampu menerapkan ilmunya di bidang teknik elektro yang sudah tersebar diberbagai sektor pekerjaan seperti PLN, Pertamina, Inalum, Industri Telekomunikasi, Perkebunan dan sebagainya. Adapun keahlian lulusan teknik elektro dititik beratkan kepada:
1.    Pembangkit tenaga listrik
2.    Distribusi sistem tenaga
3.    Proteksi sistem tenaga
4.    Mesin-mesin listrik, penggunaan dan pengaturannya
5.    Kontrol elektronika.

2.    Analisis Kompetensi yang Diharapkan

a)    Standar isi
Standar isi adalah ruang lingkupan materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kedalaman muatan kurikulum pendidikan tinggi yang telah dan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (ps.16) untuk setiap program studi di pendidikan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum yang digunakan disusun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 dan Nomor 045/U/2002, yaitu kurikulum yang terdiri ata kurikulum inti dan institusional.
Kurikulum inti program sarjana terdiri dari kelompok:
· Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
· Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK)
· Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB)
· Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB)
· Matakuliah Berkehidupan Bersama (MBB)
Kurikulum institusional program sarjana terdiri atas keseluruhan atau sebagaian dari MPK, MKK, MKB, MPB, MBB, dimana:
1. Lama studi                          : 8 Semester
2. Jumlah mata kuliah             : 65 Mata Kuliah
3. Jumlah SKS                         : 144 SKS
Sebagai fakultas teknik industri khususnya pada jurusan teknik elektro, keberadaan mata kuliah kimia juga terdapat dalam kurikulum sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Mata kuliah kimia di Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro ditetapkan pada semester I (ganjil) berupa teori dan tidak disertai praktek yang terdiri dari 2 SKS.
Berdasarkan data yang ada % sks mata kuliah kimia di jurusan teknik elektro adalah = 

Materi- materi pada mata kuliah kimia yang di berikan oleh dosen disesuai dengan silabus, rencana mutu pembelajaran serta satuan acara pengajaran yang telah di susun adalah sebagai berikut:

1.    Sifat Materi dan Pengukurannya:
·    Sifat materi fikokimiawi
·    Perubahan fisika dan perubahan kimia
·    Klasifikasi materi
·    Sistem pengukuran dan satuan suhu
·    Rapatan (massa jenis dan density) dan berat jenis (spesific gravity)
2.    Stoikiometri:
·    Unsur, senyawa dan reaksi kimia
·    Berat atom, molekul dan formula
·    Konsep mol dan bilangan avogadro
·    Tata nama
·    Rumus empiris dan rumus molekul
·    Persamaan reaksi kimia
·    Hukum-hukum dasar dalam reaksi kimia
·    Konsep konsentrasi: fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas
·    Reaksi kimia  dalam industri kimia
3.    Struktur atom:
·    Pengertian dasar atom
·    Model atom
·    Bilangan kuantum
·    Konfigurasi elektron
4.    Sistem periodik unsur
·    Konsep-konsep dasar susunan berkala (triad dobreiner, hukum oktaf newlands, konsep mendeleyev dan SPU)
·    Sifat unsur dalam SPU
·    Unsur-unsur logam, non logam, halogen dan transisi
5.    Ikatan kimia
·    Peranan elektron dalam ikatan kimia
·    Ikatan kimia antar atom dan molekul
·    Bentuk geometri molekul dan hibridisasi orbital
·    Energi ikatan dan jarak ikatan
6.    Wujud zat
·    Cairan dan padatan
·    Tegangan dan gaya permukaan
·    Penguapan dan peleburan
·    Diagram fasa
7.    Campuran dan larutan
·    Campuran homogen dan heterogen
·    Konsentrasi larutan
·    Sifat koligatif larutan
·    Disosiasi elektrolit: elektrolit kuat dan lemah
8.    Gas
·    Sifat-sifat gas ideal
·    Hukum-hukum gas ideal.

b)    Standar Proses (proses perkuliahan dengan teori dan praktek)
Proses pembelajaran di jurusan teknik elektro ITM dilakukan di ruangan belajar secara  teori sedangkan praktek dilakukan di laboratorium. Pada jurusan teknik elektro tidak ada praktek di laboratorium untuk mata kuliah kimia.
Proses perkuliahan menggunakan  sistem tatap muka.
Kontrak perkuliahan:
Pada  awal  perkuliahan dalam suatu  semester, dosen menjelaskan kontrak perkuliahan yang cakupannya secara umum antara lain:
1. Banyaknya materi kuliah yang akan disampaikan selama 1 semester
2. Jenis dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, dan bobot penilaian tugas
3. Materi Ujian Tengah Semester (UTS) sisipan dan Ujian Akhir Semester (UAS).
4. Mahasiswa berhak mengikuti ujian apabila persentasi kehadiran > 75 %.

c)    Standar Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar.

Sarana:
Sarana penunjang proses belajar mengajar yang dimiliki Jurusan Teknik Elektro pada saat ini sudah memadai dan selalu dalam upaya untuk meningkatkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, baik peralatan laboratorium dan buku-buku referensi.
Prasarana:
Prasarana yang tersedia di jurusan teknik elektro:
1.    Ruang kuliah
2.    Ruang dosen
3.    Ruang seminar
4.    Ruang pimpinan
5.    Ruang laboratorium: fisika, rangkaian listrik, dasar elektronika, telkom, dasar konversi energi listrik, pengukuran besaran listrik, mesin listrik, simulasi sistem tenaga.
6.    Ruang perpustakaan
7.    Ruang komputer
8.    Ruang gudang
9.    Ruang musholla
10.  Ruang rapat

d)    Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian hasil belajar mahasiswa adalah usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat   keberhasilan mahasiswa dalam mencapai penguasaan kompetensi, yang merupakan pemberian tugas, latihan, praktikum dan ujian. Pada dasarnya penilaian adalah hak dosen pengampu mata kuliah. Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan cara yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan keahlian yang bersangkutan. Penilaian hasil belajar mahasiswa diwujudkan dalam bentuk nilai akhir (NA). NA merupakan gabungan antara nilai UTS dan nilai UAS, serta tugas-tugas khusus, berdasarkan bobot yang ditentukan oleh dosen pengampu mata kuliah.


Cara penilaian yang dilakukan di jurusan teknik elektro secara umum adalah:
a.  Ujian Akhir Semester dengan bobot 40%.
b.  Ujian Tengah Semester dengan bobot 40%
c.  Kuis dan/atau tugas dengan bobot 15%
d.  Kehadiran/partisipasi mahasiswa dengan bobot 5%
e.  Pembobotan dapat diubah apabila salah satu dari macam evaluasi di atas tidak dilakukan, atau kesepakatan dosen dengan mahasiswa pada kontrak perkuliahan.
Penilaian pendidikan hasil belajar yang dilakukan oleh dosen mata kuliah kimia di jurusan teknik elektro selain dari nilai UTS dan UAS juga dinilai dari hasil diskusi mahasiswa, keaktifan dan sumbangan materi dalam diskusi serta nilai kuis yang diberikan dosen.

e)    Stándar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jurusan teknik elektro di Institut Teknologi Medan diasuh oleh dosen-dosen yang berpengalaman lulusan S2 dan S3 dalam dan luar negeri serta guru besar (profesor). Dosen pengampu untuk mata kuliah kimia adalah ibu Herlina S.Si, M.Si yang memiliki kualifikasi pendidikan S1 yaitu lulusan  sarjana sains (SSi) dan magister sains (MSi) kimia.

3.    Hasil Survey dan Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dari ketua jurusan teknik elektro Institut Teknologi Medan diperoleh informasi bahwa implementasi penerapan kurikulum  telah sepenuhnya dilaksanakan, dan lembaga ini bertujuan membentuk Sarjana Teknik yang memiliki kemampuan dan daya saing secara nasional. Masing-masing dosen di jurusan ini diwajibkan untuk selalu menyiapkan perangkat pengajaran untuk setiap mata kuliah yang diampuh.

Berikut ini merupakan hasil survey dan wawancara yang dilakukan dengan ketua jurusan teknik elektro:
1.    Materi yang diajarkan di jurusan teknik elektro adalah materi kimia yang berhubungan dengan dunia elektronik. Adapun materinya seperti tentang elektrolisis, elektrokimia dan kimia unsur.
Akan tetapi, berdasarkan dokumentasi berupa SAP yang digunakan dosen untuk mengajar kimia, materi yang terkait dengan elektrolisis dan elektrokimia tidak tercantum menjadi materi yang harus disampaikan kepada mahasiswa.
2.    Kompetensi yang akan dicapai adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap dunia kimia dan mampu menerapkan atau menghubungkan kimia ke matakuliah yang berhubungan dengan elektronika.
3.    Kurikulum yang digunakan dosen dalam mengajar adalah kurikulum yang dibuat sendiri atau kurikulum lokal.
4.    Tidak ada beban sks mata kuliah praktikum kimia. Tapi ada praktikum yang berhubungan dengan kimia. Praktikum yang berhubungan dengan kimia diselenggarakan pada praktikum fisika dasar.
5.    Dosen memberikan buku diktat kepada mahasiswa sebagai pedoman belajar kimia. Selain itu juga menyarankan buku kimia karangan Ralph E. Petruci kepada mahasiswa sebagai sumber lain.
Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa ketahui bahwa mahasiswa kurang antusias dalam mengikuti matakuliah kimia karena mereka merasa kalau kimia tidak ada hubungannya dengan dunia elektronika. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh kemampuan dosen dalam mengembangkan metode yang dapat menarik mahasiswa untuk belajar kimia dan kurang maksimalnya pemanfaatan sarana atau media pendukung dalam belajar kimia.

4.    Masalah/ Kendala Perkuliahan
Berdasarkan Hasil wawancara dengan dosen dan mahasiswa beberapa kendala yang dihadapi diantaranya:
1.    Terbatasnya jam tatap muka menyebabkan kegiatan praktikum minim mengingat kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan satuan acara pekuliahan yang disusun.
2.    Tidak adanya mata kuliah praktikum kimia mengakibatkan mahasiswa kurang mengenal dan tidak bisa memaksimalkan pemanfaatan fasilitas laboratorium kimia yang terdapat di Institut Teknologi Kimia.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Dalam mata kuliah Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Medan diketahui terdapat sebear 1,39% mata kuliah yang berhubungan dengan kimia, yaitu mata kuliah kimia teknik.
2.    Minat mahasiswa akan pelajaran kimia sangat kurang karena mereka merasa matakuliah kimia itu susah dan tidak ada hubungannya dengan jurusan yang mereka ambil.
3.    Di jurusan teknik elektro ITM, matakuliah kimia menjadi sulit untuk dikembangkan karena keterbatasan sarana dan waktu.
4.    Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh, perangkat pengajaran yang digunakan oleh dosen yang bersangkutan hanya satuan acara perkuliahan, sehingga persiapan untuk mengajarkan mata kuliah kimia masih kurang.
5.    Penggunaan metode yang kurang variatif membuat mahasiswa mudah merasa jenuh dan bosan saat belajar kimia.
6.    Pemanfaatan sarana pendukung untuk belajar kimia seperti laboratorium yang kurang maksimal membuat pengenalan mahasiswa akan pentingnya mempelajari kimia juga masih kurang.




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Simatupang, Nova, (2010), Penerapan Media Power Point Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan
Retno, Sri Rahayu, (2011), Analisis dan Pengembangan Materi Ajar Kimia pada Program Studi Argoteknologi Universitas Muslim Bireuen provinsi Aceh, fakultas Pertanian Universitas Almuslim, Aceh
Smart click., (2011), Standar Nasional Pendidikan. http://www.g-excess.com/id/standar nasional-pendidikan.html. (Diakses Tanggal 12 Februari 2011)
Standar nasional pendidikan pendidikan tinggi dalam pp no. 19 tahun 2005.http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2010/07/snp-pt-dalam-pp-no19-tahun-2005.pdf
Subagia, Wayan I., (2003), Restrukturisasi Materi Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, FMIPA IKIP Negeri Singaraja
Suyanti, R. D., (2008), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Jakarta

Sabtu, 01 Desember 2012

Struktur Atom

Pada pokok bahasan "Struktur Atom" biasanya akan dibahas mengenai perkembangan teori atom. Berikut ini terdapat slide ppt yang akan menjelaskan beberapa perkembangan teori atom tersebut beserta struktur penyusunnya.
Semoga bermanfaat....
http://www.slideshare.net/novasimatupang16/media-struktur-atom

Sabtu, 03 November 2012

Pengelolaan Laboratorium Kimia

STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA

PENDAHULUAN
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam laboratorium kimia, penyimpanan zat dan bahan kimia merupakan strategi rencana yang dilakukan dalam melakukan penyimpanan bahan dan zat yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan di laboratorium. (Griffin 2005)
Laboratorium berperan sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut, sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti, sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya, sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur serta berpikir kritis dan cekatan, sebagai tempat mengembangkan ilmu pengetahuan (Emha 2002).
          
Pengertian Laboratorium
    Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Fungsi dan Peranan Laboratorium
    Laboratorium berperan sebagai sebagai sumber belajar dan mengajar, melalui metode pengamatan dan metode percobaan, dan sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Secara umum fungsi semua laboratorium  adalah antara lain :
1.      Sebagai tempat dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.

2.      Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas
Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa atau mahasiswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
3.      Sebagai tempat display / pameran
Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih bagi siswa atau mahasiswa dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.

Adapun tujuan proses pembelajaran di laboratorium bagi siswa maupun mahaiswa yaitu:
1.      Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan
2.      Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah
3.      Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan
4.      Terampil menggunakan alat-alat laboratorium
5.      Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum

Tata Ruang Laboratorium
    Laboratorium sebaiknya ditata sedemikian rupa (baik) sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang baik dimulai sejak perencanaan pembangunan gedung yang harus mengikutsertakan pengguna (user). Tata ruang yang baik adalah laboratorium harus mempunyai : pintu masuk (in) dan pintu keluar (out), pintu darurat, ruang persiapan, ruang peralatan, ruang penangas, ruang penyimpanan, ruang staf, ruang teknisi, ruang administrasi, ruang seminar, ruang bekerja, ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana kebersihan, ruang peralatan keselamatan kerja, lemari praktikan, lemari gelas, lemari alat optik, fan, dan perangkat pendingin (AC).

Kegiatan Laroratorium
    Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hokum dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah. Menurut Azizah (2003) dalam pelaksanaan praktikum, umumnya meliputi :
a. Persiapan
Pada tahapan ini praktikan harus mempersiapkan segala yang diperlukan dalam praktikum, antara lain:
Menetapkan tujuan praktikum
Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
Memperhatikan keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan kerja selama
Praktikum
Mempersiapkan langkah kerja agar mempermudah jalannya praktikum
b. Pelaksanaan
Pada tahapan ini praktikan melakukan praktikum sesuai dengan prosedur atau langkah kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan diamati oleh Dosen atau guru, dan asisten.
c.Tindak lanjut
Tahapan ini dilakukan setelah praktikum, pada tahapan tindak lanjut ini yang harus dilakukan oleh praktikan yaitu:
Mendiskusikan masalah yang muncul saat praktikum untuk dipecahkan sehingga
praktikan mengerti sebab, akibat dan cara pemecahan masalah tersebut.
Mengumpulkan laporan praktikum yang dilengkapi dengan data-data pengamatan.
Membersihkan dan menyimpan peralatan sehingga dapat digunakan untuk praktikum
selanjutnya.

Penyimpanan dan Inventarisasi Bahan-Bahan Kimia
Penyimpanan bahan kimia sangat perlu untuk:
·    Mengurangi segala resiko yang timbul, mengatasi kehilangan, pencurian, kebakaran, kerusakan dan penyalahgunaan
·    Menekan biaya operasional laboratorium sekecil mungkin
·    Peningkatan kwalitas kerja/SDM untuk mengelola laboratorium secara optimal
·    Memudahkan rencana penambahan bahan yang  baru
·    Merencanakan perbaikan atau servis, Informasi peralatan bagi user/pemakainya.
Setiap bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, hal-hal harus menjadi diperhatian dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan di laboratorium:
1. Aman        : bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
2. Mudah dicari    : Untuk memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan bahan (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil    : Penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan (Lindawati, 2010)   
          
Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya untuk pengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Oleh karena itu harus ditempatkan pada lemari tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada lemari bahan toxic, karena benzena mudah terbakar daripada beracun.
            Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi label yang mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen juga penting. Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen diantaranya :
- Nama kimia dan rumusnya                      - Konsentrasi
- Tanggal penerimaan             - Tanggal pembuatan
- Nama orang yang membuat reagen        - Lama hidup
- Tingkat bahaya                                       - Klasifikasi lokasi penyimpanan
- Nama dan alamat pabrik
Tempat penyimpanan bahan kimia harus bersih, kering, jauh dari sumber panas atau sinar matahari langsung dan dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan.
Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan dalam wadah sekunder seperti wadah plastik untuk mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor atau pecah. Secara umum pengelompokkan bahan berbahaya yang memerlukan wadah sekunder adalah :
1.    Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya alkohol, eter, trikloroetan, perkloroetan dsb.
2.    Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam florida, asam fosfat dsb.
3.    Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida.
4.    Bahan radioaktif
Selain cara penyimpanan, seorang laboran harus dapat membuat kartu bahan untuk mempermudah pencarian tempat bahan disimpan. Setiap kartu bahan dilampirkan simbol bahaya bahan kimia . Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama  terdiri dari bidang keselamatan kerja.

Simbol-Simbol/ Rambu-rambu Bahan Kimia Berbahaya
Ø    Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances) dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances).
1.    Explosive (bersifat mudah meledak), huruf kode: E
2.  Oxidizing (pengoksidasi), huruf kode: O
3.  Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar), huruf kode:F+
4.  Highly flammable (sangat mudah terbakar), huruf kode: F
Ø    Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50 yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances).
1.  Very toxic (sangat beracun), huruf kode: T+
2.  Toxic (beracun), huruf kode: T
3.  Harmful (berbahaya), huruf kode: Xn
Ø    Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)
Tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)
1.  Corrosive (korosif), huruf kode: C
2.  Irritant (menyebabkan iritasi), huruf kode : Xi
3.  Bahan berbahaya bagi lingkungan, huruf kode: N
                    
KESIMPULAN
Dengan adanya pengelolaan laboratorium dalam pengajaran sains, siswa tidak hanya paham dengan konsep saja tetapi terampil dalam mengaplikasikan di masyarakat.
Pengajaran sains melalui metoda praktek lab dapat berperan untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah. Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan yang beragam dan cocok dalam pemakaian metoda praktek laboratorium, hal ini akan dijelaskan lebih lengkap kemudian.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium, dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan dapat meminimalis terjadinya kecelakaan di laboratorium.
Strategi penyimpanan dan penataan bahan kimia untuk bahan kimia menurut kelompok tingkat bahayanya meliputi: Penyimpanan dan penataan bahan kimia radioaktif, Penyimpanan dan penataan bahan kimia reaktif, Penyimpanan dan penataan bahan kimia korosif, Flammable dan combustible, Penyimpanan dan penataan bahan kimia beracun (toxic).
DAFTAR PUSTAKA

Emha, H., (2002), Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, PT Remaja Roesda Karya, Bandung

Griffin, Brian., (2005), Laboratory Design Guide Third Edition, Elsevier, Great Britain.

Lubis, M, (1993), Pengelolaan Laboratorium IPA, Universitas Terbuka, Jakarta.

Saleh. H. Emha, (2002), Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Soemanto Imamkhasani., (1990), Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Penerbit PT.  Gramedia, Jakarta.

Tim Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium, (2010), Pengelolaan Laboratorium. Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Medan.